Guru Bagiku
Bismilahirrahmanirrahim
Menjadi guru adalah cita-cita
saya semenjak kecil. Masih teringat celoteh saya dengan teman sebangku saya
yang juga bercita-cita menajdi guru. Katanya “ guru itu mulia, amal dalam
mendidik murid-muridnya akan mengalir sampai akherat kelak. Selain itu menjadi
guru juga enak, saat anak-anak libur guru juga libur sehingga kegiatan
membersamai anak dan keluarga akan semakin maksimal”. Itulah inti pembicaraan
saya dengan teman saya tersebut.
Sugesti untuk menjadi guru tetap
tertanam dalam benak hingga SMP, bahkan ada guru fisika saya yang mengatakan
kalau saya ini pantas menjadi seorang guru. Di SMA teman saya pun menyarankan
saya menjadi guru. Hal ini semakin menguatkan tekad dan semangat untuk menjadi
guru.
Alhamdulilah lulus SMA saya diterima menjadi mahasiswa keguruan di
jurusan PGSD IKIP PGRI Semarang. Jurusan yang menjadi primadona di tahun itu,
karena saat itu sedang gencar-gencarnya wacana 2015 tentang pensiun masal
besar-besaran, sehingga kuota guru SD akan sangat besar seteah lulus mendatang.
Jadi sudah bukan rahasia lagi jika ditanya apa cita-cita kamu ? pasti hampir 90
persen rekan satu angkatan saya bercita-cita jadi PNS. Dalam hati saat itu
masih bimbang dan anehnya saya kok tidak terlalu ngebet buat jadi PNS. Hingga ada
salah satu profesor yang mengatakan kepada kami, tentang betapa nelangsanya
kami, yang cita-citanya ingin jadi guru honorer yang berharap –harap cemas
menjadi PNS, dengan masa tunggu 10 – 15 tahun. Sungguh suatu hal yang bagi
beliau itu adalah sebuah hal yang konyol. Aku tersadar, bertanya pada diriku
sendiri, akankah aku mengahbiskan waktu 15 tahun , menunggu dengan niat hanya
menjadi PNS yang gajinya pun tak seberapa. Tidak rugikah masa menungguku
tersebut????. Di akhir semeter kebetulan saya diterima menjadi guru pengganti
di salah satu sekolah tempat saya melakukan penelitian untuk skripsi saya. Kala
itu saya ikut PPG di kecamatan, sedih rasanya ada guru yang curhat kepada saya,
beliau sudah 9 tahun menjadi guru honorer,
beliau sering disuruh oleh guru senior untuk mengerjakan tugas skripsi ,
para guru sepuh yang melanjutkan studi S1 nya gunamemperoleh sertifikasi. Tak ada
yang bisa dilakukan kecuali sendika
dhawuh alias menurut tanpa bisa menolak. Aneh rasanya, ketika saya
memberikan solusi untuk keluar dan mengajar di SD Swasta, beliau bilang sudah
terlanjur dan sayang dengan waktu yang sudah berjalan selama itu. Dan yang
menyedihkan adalah beliau belum menikah. Ya Allah, aku tak mau seperti itu, aku
ingin hidupku berkualitas, aku punya mimpi yang harus kuwujudkan batinku.
Semua ini saya rasa adalah
kembali ke mental, mindset kita semua yang selalu merasa aman dengan menjadi
PNS, dengan iming-iming pensiun dan kesejahteraan yang nyatanya hanya
menjadikan hidup kita lurus saja tanpa ada tantangan yang berarti. PNS seakan
adalah karier tertinggi dalam pencapaian hidup di negara ini. Saya pun tak
munafik ada saatnya godaan menajdi PNS begitu mempesona, namun kembali lagi
nurani ini kok masih takut. Takut jika saya mengajar hanya dengan niat dan
tujuan menjadi PNS, sehingga waktu yang saya habiskan pada akhirnya tidak
menjadi pahala bagi saya, karena semua itu sudah terwujud dengan status PNS saya
di dunia. Namun di sisi lain, saya mempunyai tanggung jawab sebagai anak tertua
yang sudah tiba waktunya untuk bergantian membantu dan meringankan beban
orangtua untuk mengangkat ekonomi keluarga.
Alhamdulilahnya orangtua saya
tidak pernah menuntut saya, keduanya hanya menginginkan saya nyaman dengan
pilihan hidup saya, meskipun saya tahu dalam benak keduanya tetap menginginkan
saya menjadi PNS. Saya dalam keadaan bimbang yang mendera begitu dalam, namun
saya selalu ingat firmanNya bahwa bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Ayat
yang diulang dua kali dalam satu surah. Itulah penguat batin saya di kala
galau.
Yang jelas saat ini saya
bersyukur, bergabung dalam lingkungan pendidikan yang sesuai dengan visi dan
misi saya, lingkungan yang membuat saya begitu berharga karena setiap detik
yang saya ajarkan merupakan ilmu akherat, yang semoga dengannya akan menjadi
kebaikan bagi dunia dan akherat saya. Dan tempat ini adalah Kuttab Al-Fatih
Semarang.
11:19 | | 0 Comments
Subscribe to:
Posts (Atom)
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Powered by Blogger.